B. Indonesia

Pertanyaan

ciri kebahasaan teks ulasan

2 Jawaban

  • C. CIRI KEBAHASAAN TEKS ULASAN DRAMA/FILM


    1. Teks ulasan drama/film berisi penonjolan terhadap unsur-unsur karya seni yang hendak diulas.

    Dapat berupa dialog dalam cerita, hal yang menarik penulis, sesuatu yang khas pada objek ulasan, dapat juga dengan membandingkan karya drama/film yang sejenis.

    Pada teks ulasan drama/film ini, muncul kata adjektiva (kata sifat) seperti : menarik/tidak menarik, mengharukan, memilukan, bernilai, memuaskan, baik/kurang baik, mencekam, menakutkan, dan lain sebagainya. Hal ini tentu untuk mendeskripsikan objek yang diulas.

    Kata sifat atau kata keadaan adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, sifat, watak, tabiat suatu benda. Kata sifat memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana atua dalam keadaan apa. Adjektiva juga mampu diperluas lagi dengan amat..., ....sekali, sangat.....

    2. Menggunakan kata-kata opini atau persuasif

    Contohnya : inilah drama/film Indonesia yang patut untuk ditonton, drama/film ini sungguh menarik untuk ditonton, drama/film ini benar-benar menghibur, drama/film yang ditampilkan mengandung nilai moral yang perlu kita teladani, dan lain-lain.

    3. Menggunakan konjungsi internal dan konjungsi eksternal

    a.) Konjungsi internal (intrakalimat), konjungsi yang menghubungkan dua argumen/gagasan/ide dalam kalimat simpleks atau dua kelompok klausa.

    Terdapat 4 (empat) kategori makna hubungan :
    Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi dan, atau, serta;
    Menyatakan waktu, yaitu sejak, setelah, sesudah, ketika, saat;
    Menyatakan perbandingan, yaitu tetapi, melainkan, sedangkan, tidak hanya, tetapi juga, bukan saja/hanya..., melainkan juga...;
    Menyatakan sebab-akibat, yaitu sebab, akibat, sehingga, jika, karena, apabila, bilamana, jikalau.
    b.) Konjungsi eksternal (antarkalimat), konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa/deskripsi hal/benda dalam kalimat kompleks atau 2 kalimat simpleks.

    Sama halnya dengan intrakalimat, konjungsi ini juga dibedakan atas 4 kategori makna hubungan :
    Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi lebih lanjut, di samping itu, selain itu;
    Menyatakan waktu/temporal, yaitu pertama, kedua, ketiga, mula-mula, lalu, kemudian, berikutnya, selanjutnya, akhirnya ;
    Menyatakan perbandingan, yaitu sebaliknya, akan tetapi, sementara itu, di sisi lain, namun, namun demikian, walaupun demikian/begitu, dan sebagainya ;
    Menyatakan sebab-akibat, yaitu oleh karena itu, akibatnya, hasilnya, jadi, sebagai akibat, maka.
    4. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan)

    Contohnya : daripada, sebagaimana, demikian halnya, berbeda dengan, seperti, seperti halnya, serupa dengan, dan sebagainya.

    5. Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional

    Kata kerja material, yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan fisik/proses. Misalnya : makan, minum, membawa, berbicara, melamun, bertepuk tangan, mendengarkan, menunggu, melebur, memukul, bertanya, dan lainnya.

    Kata kerja relasional adalah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk predikat nominal (kata-kata kopulatif) dan dapat juga membantu memperjelas predikat (kata kerja bantu).
    Contoh kata kerja relasional sebagai kopulatif : bernama, disebut, jadi/menjadi, meruapakan, adalah, ialah, yaitu, yakni, dan sebagainya.
    Contoh kata kerja relasional sebagai kata bantu : pasti, harus/perlu/wajib, jadi, mungkin, boleh, harap, bisa, hendak/ingin/mau/akan, dapat/bisa, ada, dan sebagainya.
    klo sepengetahuan gitu sih
  • memuat informasi berdasarkan pandangan atau opini penulis terhadap Suara Karya

Pertanyaan Lainnya